Gunung Semeru kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Pada Sabtu, 26 April 2025, gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa ini tercatat mengalami enam kali erupsi. Letusan ini menambah kekhawatiran warga di sekitar kawasan Lumajang dan Malang, Jawa Timur.
Rangkaian Erupsi Gunung Semeru
Berdasarkan data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi pertama terjadi pada pukul 00.55 WIB, menghasilkan kolom abu setinggi 600 meter di atas puncak.
Erupsi kedua menyusul pada pukul 01.29 WIB dengan karakteristik serupa.
Erupsi ketiga terjadi pada pukul 04.33 WIB, dengan kolom abu lebih tinggi, mencapai 700 meter.
Pada pukul 10.39 WIB, Gunung Semeru kembali meletus dengan kolom abu yang lebih tebal dan tinggi mencapai 800 meter.
Dua letusan berikutnya terjadi pada siang dan sore hari, dengan intensitas abu sedang hingga tebal, mengarah ke utara dan barat laut.
Seluruh erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum antara 22–23 mm dan durasi antara 125–165 detik. Warna abu bervariasi dari putih hingga kelabu pekat, menandakan adanya material vulkanik dalam jumlah besar yang dimuntahkan ke atmosfer.
Status Siaga Level III
Dengan meningkatnya aktivitas ini, PVMBG menetapkan status Gunung Semeru pada Level III (Siaga). Artinya, gunung ini berada dalam kondisi tidak stabil, dan potensi letusan lebih besar masih bisa terjadi sewaktu-waktu.
Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun dalam radius 5 kilometer dari kawah, serta di sepanjang sektor tenggara Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak.
PVMBG juga memperingatkan tentang potensi terjadinya awan panas guguran, aliran lava, dan banjir lahar yang bisa mengancam daerah sekitar, terutama sepanjang aliran sungai Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.
Baca Juga: Insiden Pengaman Lepas di Wahana 360° Pendulum Jatim Park 1
Dampak terhadap Warga dan Lingkungan
Akibat hujan abu yang terjadi, beberapa desa di wilayah Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro mulai mengalami penurunan kualitas udara. Warga melaporkan abu vulkanik tipis yang menutupi atap rumah, kebun, dan jalanan.
Petani di sekitar lereng Semeru mengaku khawatir terhadap tanaman mereka yang mulai tertutup debu vulkanik. Jika hujan turun, abu bisa bercampur dengan air dan membentuk lumpur yang membahayakan hasil pertanian.
Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang telah mendistribusikan masker kepada warga untuk mengurangi dampak paparan abu terhadap sistem pernapasan. Selain itu, posko-posko siaga bencana sudah mulai diaktifkan kembali untuk mengantisipasi skenario terburuk.
Rekomendasi dan Imbauan Resmi
PVMBG dan BPBD memberikan beberapa imbauan penting bagi warga:
-
Tidak beraktivitas di zona bahaya yang telah ditentukan.
-
Selalu menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan untuk menghindari dampak negatif abu vulkanik.
-
Menjaga kebersihan sumber air bersih dari kemungkinan kontaminasi abu.
-
Memantau perkembangan informasi resmi dari PVMBG, BPBD, dan pemerintah daerah.
-
Siaga untuk evakuasi bila situasi memburuk atau ada peringatan lanjutan.
Masyarakat juga diingatkan untuk tidak percaya terhadap informasi tidak resmi yang dapat menyebabkan kepanikan.
Potensi Ancaman ke Depan
Gunung Semeru merupakan salah satu gunung api paling aktif di Indonesia. Dengan sejarah letusan-letusan sebelumnya yang berujung pada awan panas dan banjir lahar, para ahli vulkanologi mengingatkan bahwa aktivitas saat ini bisa menjadi tanda awal dari erupsi yang lebih besar.
Cuaca juga menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan. Hujan yang turun di kawasan puncak dapat membawa material vulkanik ke daerah yang lebih rendah dalam bentuk lahar hujan, yang sangat berbahaya bagi permukiman di sekitar aliran sungai.
Aktivitas erupsi Gunung Semeru yang terjadi enam kali dalam satu hari ini menjadi pengingat bahwa masyarakat di kawasan rawan bencana harus selalu waspada. Penting untuk mengikuti seluruh imbauan dari pihak berwenang dan menjaga kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan bencana lebih besar.
Dalam situasi seperti ini, ketenangan, kesiapan, dan kepercayaan terhadap informasi resmi adalah kunci untuk mengurangi risiko dan menyelamatkan banyak nyawa.